Dari kiri ke kanan: Kepala Museum KAA Meinarti Fauzie dan Direktur Diplomasi Publik Azis Nurwahyudi dalam sesi presentasi inovasi pelayanan publik di Kemenpan RB pada Jumat, 20/8/2018. (Sumber Foto: Kemenpan RB)
Pada tahun 2004 jumlah pengunjung museum adalah 54,478. Pasca Peringatan 50 Tahun KAA tahun 2005 Ruang Pameran Tetap Museum KAA direnovasi total. Alat peraga koleksi dirancang interaktif dan menarik. Alhasil, jumlah pengunjung meningkat. Tahun 2006 pengunjung beranjak naik menjadi 87.692 orang. Hingga tahun 2016 angka pengunjung Museum KAA terus meningkat hingga mencapai 266.747 orang. Akan tetapi, tingkat kepuasan pengunjung Museum KAA terhadap pelayanan publik menurun. Rendahnya tingkat kunjungan itu berhubungan dengan ketersediaan SDM dan fasilitas yang tidak seimbang dengan jumlah pengunjung.
Untuk itu, Museum KAA sebagai UPT di Direktorat Diplomasi Publik Kemenlu menerapkan inovasi Jarum Pentul yang merupakan akronim dari Jadi Relawan Museum Itu Penting dan Gaul. Jarum Pentul mempromosikan kebiasaan baru bahwa tanggung jawab pengembangan museum tidak melulu oleh museum tetapi juga oleh masyarakat, terutama generasi muda.
Museum KAA mengimplementasikan Jarum Pentul melalui Klub Edukator Sahabat Museum KAA yang melibatkan relawan yang dibekali pengetahuan sejarah KAA dan teknik edukasi museum untuk membantu penyuluhan Nilai-nilai KAA kepada pengunjung Museum KAA melalui strategi belajar yang mengutamakan unsur pengalaman, atmosfir, dan pelayanan.
Dampaknya, dalam sinergisitas itu Museum KAA mampu menampilkan kisah sejarah KAA dengan lebih menarik untuk pengunjung museum dengan cara diperagakan, seperti kejadian, aturan, dan urutan peristiwa sehingga pengunjung dapat melihat proses atau cara kerja KAA, seperti dalam acara Night at the Museum, Bandung Historical Study Games, dan Weekend Tour Service.
Berkat inovasi Jarum Pentul Museum KAA kini sudah dikenal sebagai museum perintis program publik di Indonesia dan telah dua kali diganjar penghargaan Museum Menyenangkan pada tahun 2015 dan tahun 2017 dalam ajang Indonesia Museum Award. Museum KAA telah sejak tahun 2011 berkomitmen mempertahankan Jarum Pentul sebagai salah satu instrumentasi pendukung pelayanan publik. Jarum Pentul berpeluang direplikasi di museum dengan penyesuaian (adjustment) dan adaptasi (adaptation) terhadap karakter koleksi, SDM, fasilitas, dan masyarakat setempat.